Ada yang menarik dari upacara peresmian pengangkatan anggota DPRD Buleleng, yang dilaksanakan di Gedung DPRD Buleleng, Kamis (15/8). Hampir seluruh undangan dari Pimpinan SKPD Buleleng, termasuk Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, menggunakan kain Songket Khas Buleleng dalam balutan pakaian adat yang digunakan.
Tampak pada acara tersebut, pimpinan SKPD laki-laki menggunakan saput dan udeng songket. Sedangkan pimpinan SKPD yang perempuan menggunakan kamen songket.
Menurut Kabag Humas dan Protokol Buleleng, Ketut Suwarmawan, penggunaan kain songket Buleleng dalam balutan pakain adat pada acara pelantikan Anggota DPRD Buleleng kali ini merupakan instruksi langsung dari Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana.
Hal itu untuk menghidupkan kembali kejayaan songket Buleleng. Selain itu, instruksi tersebut dikeluarkan karena melihat Presiden Jokowi saat kunjungan ke Bali pada acara kongres partai beberapa lalu, menggunakan kain songket Buleleng, tepatnya kain songket dari Jinengdalem.
"Songket merupakan kebanggan Kabupaten Buleleng. Kebanyakan daerah di luar Buleleng bahkan beberapa di luar Bali sudah mengenal songket Khas Buleleng sehingga kita sebagai orang Buleleng perlu untuk melestarikan,” jelasnya.
Suwarmawan menambahkan, dengan penggunaan kain songket Buleleng ini, diharapkan masyarakat semakin mengenal kain tenun khas Buleleng itu. Dengan demikian produksi kain tenun Songket Buleleng semakin meningkat, dan mampu memberikan dampak ekonomi yang baik bagi para pengerajin.
“Semua kepala SKPD menggunakan songket khas Buleleng. Ini untuk lebih mengenalkan songket tersebut dan juga menambah penghasilan dari para pengrajin,” imbuhnya.
Dari pantauan Humas Buleleng, kain songket yang digunakan oleh sejumlah pimpinan SKPD berasal dari berbagai sentra kerajinan di Buleleng. Mulai dari Songket dengan motif klasik dari Beratan, Songket bahan alam dari Sinabun, sampai dg Songket dengan motif modern dari Jinengdalem.
Bupati dan Wakil Bupati Buleleng sendiri tampak kompak memakai saput dan udeng Songket yang berbahan alam, karya sentra pertenunan dari Sinabun.
Salah satu kepala SKPD, Gede Sugiartha Widiada, mengungkapkan rasa bangganya menggunakan Songket Buleleng. Jenis kain songket yang dipakainya adalah kain songket dari Joanyar. Ini merupakan aksi nyata untuk meningkatkan perekonomian melalui pemberdayaan kain songket. Termasuk melakukan pelestarian kain khas Buleleng. “Saya pakai yang dari Joanyar. Ini aksi nyata untuk produk Buleleng. Saya sangat bangga. Apalagi sempat digunakan oleh Presiden RI,” tutupnya. (tri)