Jakarta, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten Buleleng mendorong sektor pertanian Buleleng untuk menopang perekonomian masyarakatnya ketika sektor pariwisata yang menjadi andalan ekonomi selama ini, sedang goncang. Untuk mengembangkan sektor pertanian tahun ini Pemkab Buleleng menyiapkan anggaran untuk pertanian sebesar Rp 22,07 miliar, naik 67 persen dari tahun sebelumnya yang bernilai Rp 13,6 miliar.
“Itu diperuntukkan untuk program-program yang menyentuh petani langsung seperti program peningkatan produksi, penerapan teknologi, peningkatan pemasaran, peningkatan produksi hasil panen, pencegahan penanggulangan penyakit ternak, peningkatan kesejahteraan petani, dan pemberdayaan penyuluhan,” jelas Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Kamis (29/3).
Berbagai langkah yang diambil mulai dari penanganan pasca panen, pengadaan bibit unggul, hingga mennyiapkan Buleleng menjadi kawasan agro tourism.
“Kebijakan yang dibuat oleh Pemkab Buleleng adalah pertama, pasca panen sudah bekerjasama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sehingga buah yang dihasilkan Buleleng dapat mencapai disimpan 2-3 bulan. Kedua, pengadaan bibit unggul karena melihat petani yang sedih dengan hasil panen yang tidak sesuai dengan harapan petani. Ketiga adalah dengan pengembangan agro tourism untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Harapan kedepannya Buleleng dapat menjadi barometer untuk kolaborasi antara pariwisata, investasi, dan pertanian,” paparnya.
Program lain yang dikembangkan adalah program Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna untuk pemuliaan padi lokal Sudaji dan beras merah munduk yang bekerjasama dengan BATAN.
Program untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan petani tentang budidaya tanaman pertanian yang baik dan benar adalah dengan pengadaan program Sekolah Lapangan Good Agriculture Practice (SL GAP). Program pengadaan sarana prasarana pertanian yang disediakan diantaranya adalah pengadaan dua unit jalan pertanian, 11 unit irigasi air tanah dangkal, tiga unit eskavator, satu truk loader, 13 unit alsintan, dan tiga unit alat pasca panen. Terakhir adalah program promosi produk pertanian melalui Twin Lake Festival dan Pameran Pertanian Seluruh Komoditi.
“Selama ini sektor pertanian dianggap kurang memberikan kontribusi disebabkan karena banyak masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata dan jasa. Namun ternyata jika ada persoalan dari sektor pariwisata, sektor pertanian dapat menopang perekonomian,” tuturnya.
sumber: Gatra.com