Pemkab Buleleng Siapkan Buku Panduan Untuk Wisatawan
Admin prokomsetda | 18 Oktober 2020 | 203 kali
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng akan menyiapkan buku panduan untuk wisatawan yang datang ke Buleleng. Buku panduan ini berisi tentang hal-hal terbaik dari Kabupaten Buleleng.
“Upaya Pemkab Buleleng dalam membumikan “The Spirit Of Sobean” sudah semakin jelas. Mulai dari pemilihan buah lokal, kuliner, dan produk UMKM. Sampai pada penyiapan buku panduan untuk wisatawan yang nantinya berkunjung ke Kabupaten Buleleng,” ujar Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat ditemui usai menghadiri acara pendokumentasian jajanan tradisional khas bali utara, di Rumah Intaran, Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Sabtu, (17/10/2020).
Agus Suradnyana menjelaskan Kata sobean sudah diterjemahkan dengan sangat detail sekali. Melalui curator, produk-produk terbaik seperti kuliner, hasil pertanian dan bangunan khas buleleng yang terdapat di masing-masing kecamatan akan dipilih selanjutnya dan sedang dipetakan. Setelah semua produk-produk unggulan muncul di masing-masing kecamatan, selanjutnya akan masuk ke peta Buleleng. Ini untuk mempermudah mengetahui lokasi-lokasi produk unggulan The Spirit of Sobean yang ada. Melalui peta tersebut para wisatawan yang ingin menikmati produk sobean atau terbaik dari Buleleng akan dengan mudah menemukannya. "Nah kalau masuk misalnya 1200 maka kita pilih menjadi 400. Nanti kita akan buat buku panduan sebagai petunjuk untuk pariwisata atau wisatawan," jelasnya.
Konsep The spirit of Sobean tidak saja untuk produk kerajinan dan kuliner semata. Bahkan, konsep tersebut juga meliputi tempat maupun bangunan seperti pura dan tempat lainya yang memiliki ciri khas Buleleng. Baik dari segi tata ruangnya maupun adat budaya yang terdapat di sekitarnya. Dengan demikian pemetaan dan pembuatan buku panduan dipastikan akan sangat membantu wisatawan yang ingin berkunjung. "Misalkan dimana nyari blayag yang paling enak. Oh di Desa Tamblang. Dimana ada pura dengan karakter Buleleng paling menonjol, oh disini. Jadi wisatawan tidak perlu susah lagi," ucap Agus Suradnyana.
Sementara itu, Gede Kresna, pemilik rumah Intaran yang juga selaku kurator mengatakan dalam penilaian produk yang dihasilkan oleh masyarakat baik berupa olahan kuliner maupun kerajinan dirinya sudah memiliki parameter kurasi tersendiri. Kalau untuk penilaian pangan tidak diperbolehkan menggunakan penyedap, pengawet maupun pewarna. Sedangkan untuk produk kerajinan yang dihasilkan masyarakat parameternya yaitu pada bahan dan kualitas serta pengemasanya. "Tapi yang paling penting adalah apa yang akan kita lakukan dengan apa yang sudah kita verifikasi sebagai sobean," katanya.
Ia menambahkan target dari konsep sobean ini adalah menjadikan Kabupaten Buleleng sebagai destinasi kunjungan dan destinasi pembelajaran bagi seluruh kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Dibandingkan dengan kabupaten/kota yang terdapat di indonesia, Buleleng sendiri mempunyai segalanya. Baik itu kuliner, kerajinannya, budaya dan bangunan-bangunannya yang memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh tempat lain.
"Tidak ada yang memiliki titik-titik sebanyak dan selengkap di Buleleng. Sampai saat ini data yang masuk sudah sampai 400. Tetapi kita masih menunggu sampai ada 700 titik yang akan masuk. Kemudian dari 700 itu kita akan kurasi lagi menjadi 400 sampai 500, dan itu akan dijadikan buku sebagai pegangan," pungkas Gede Kresna. (smd)