Sebanyak 300 rapid test sudah diterima oleh Pemkab Buleleng. Ratusan rapid test ini diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemprov Bali dan kemudian didistribusikan ke Kabupaten/Kota se-Bali. Rapid test adalah metode uji cepat untuk melacak infeksi virus. Dengan tes ini korban infeksi dan potensi munculnya titik panas Covid-19 bisa terdeteksi lebih cepat. Para pasien akan diambil sampel dari saluran pernapasan atas, berupa cairan hidung dan tenggorokan. Hasil tes cepat biasanya diperoleh selama satu sampai dua hari.
Rapid test ini diterima langsung oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST. Hal ini diungkapkan saat Bupati Suradnyana selaku Pengarah Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng memberikan keterangan pers di Rumah Jabatan Bupati Buleleng, Jumat (27/3). Dirinya mengaku, langsung menjemput rapid test agar segera bisa dibawa ke Buleleng.
“Setelah saya dengar rapid testnya sudah diterima oleh Pemprov Bali, saya langsung ambil kesana supaya cepat kita bisa pakai di Buleleng,” ungkap Bupati Suradnyana.
Bupati Suradnyana mengatakan, alat ini akan diprioritaskan untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP). Selain itu, rapid test juga diprioritaskan untuk perawat dan dokter yang merawat pasien yang diisolasi. Dirinya memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan segera mungkin melakukan rapid test kepada ODP, perawat dan dokter.
“Hari ini juga (Jumat 27/3) akan langsung dilakukan rapid test untuk perawat dan dokter, dan untuk ODP paling lambat besok pagi sudah dilakukan rapid test,” tegasnya.
Bupati yang akrab disapa PAS ini mengatakan, rapid test bisa memudahkan pihaknya untuk mengambil tindakan terhadap pasien ODP maupun PDP. Ia menambahkan, jika memang tidak ada gejala, ODP diharapkan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Dirinya akan menugaskan Camat dan Kepala Desa untuk memantau. Namun jika ada yang mengidap gejala covid-19 akan langsung diisolasi di Rumah Sakit Pratama Giri Emas.
“Tidak mungkin semua saya isolasi di RS Pratama Giri Emas karena saya khawatir kalau yang sudah PDP menularkan ke ODP yang baru kalau digabung. Untuk para ODP dan PDP akan ditanggung makanannya oleh Dinas Kesehatan sampai masa 14 hari,” jelasnya.
Data terbaru mengenai perkembangan Covid-19 di Buleleng menunjukkan sampai tanggal 27 Maret 2020, PDP di Buleleng berjumlah lima orang dengan kode PDP-3, PDP-5, PDP-6, PDP-7 dan PDP-8. Untuk ODP keseluruhan saat ini berjumlah 174 orang. Ini terdiri dari 5 orang yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, 16 orang kontak erat dengan PDP 03, ODP yang memiliki kontak erat dengan PDP-5 berjumlah 9 orang yang juga termasuk dalam 16 orang yang memiliki kontak erat dengan PDP-3. Selain itu ada ODP sebanyak 112 orang yang memiliki kontak dengan PDP-6 dengan rincian 27 anggota keluarga dan tetangga sekitar, 73 tenaga medis dan para medis di RSUD Buleleng, dan 12 orang paramedic di RS Pratama Giri Emas. Dan ODP yang memiliki kontak erat dengan PDP yang sudah dipulangkan yakni PDP-1, PDP-2, dan PDP-4 sebanyak 41 orang. Dan 14 orang yang mempunyai riwayat kontak dengan PDP-1 akan berkahir masa pemantauannya.
Selain PDP dan ODP, juga sedang dipantau orang-orang yang pernah kontak dengan PDP dan yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri namun tanpa gejala yang disebut dengan Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 475 orang. Dengan rincian, kontak PDP-6 sebanyak 10 orang, pekerja kapal pesiar sebanyak 358 orang, TKI lainnya 42 orang, Warga Negara Asing (WNA) 58 orang, pulang dari luar negeri 7 orang. (JOZ)