PEMERINTAH Kabupaten Buleleng di bawah kepemimpinan Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra mengembangkan pertanian Buleleng untuk menopang perekonomian masyarakatnya. Hal itu menjadi alternatif yang dilakukan karena sektor pariwisata saat ini mengalami keadaan yang sedang terguncang dan tidak stabil.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengungkapkan bahwa fokus pertanian digunakan sebagai hasil pemetaan dari sektor primer dan sekunder pola perekonomian Buleleng. Sektor pertanian juga dapat menjadi penopang bagi perekonomian masyarakat jika sektor pariwisata mengalami kendala.
"Selama ini sektor pertanian dianggap kurang memberikan kontribusi disebabkan karena banyak masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata dan jasa. Namun ternyata jika ada persoalan dari sektor pariwisata, sektor pertanian dapat menopang perekonomian," jelasnya ditemui saat melakukan kegiatan di Rumah Jabatan Bupati Buleleng, Rabu (28/3).
Setelah masa kepemimpinan pertama, Putu Agus Suradnyana telah membangun infrastruktur untuk membangun konektivitas di desa sehingga pergerakan ekonomi, distribusi material pupuk, dan produk pascapanen dapat terlaksana dengan lebih mudah. Dengan adanya kemudahan tersebut, Agus berharap 65% masyarakat yang hidup dari sektor pertanian dapat memberikan kontribusi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi.
"Nah, karena infrastruktur telah selesai, sekarang kita harus mengoptimalkan sektor pertanian yang nantinya bisa memberikan kesejahteraan juga pemerataan ekonomi untuk seluruh masyarakat Buleleng," ungkapnya.
Langkah serius yang diambil oleh Pemkab Buleleng untuk mengembangkan sektor pertanian ialah anggaran untuk pertanian yang disiapkan oleh Pemkab Buleleng pada 2018 sebesar Rp22.073.085.735. yang telah meningkat dari tahun sebelumnya yang bernilai Rp13.596.306.296 yang diperuntukkan untuk program-program yang menyentuh petani langsung, seperti program peningkatan produksi, penerapan teknologi, peningkatan pemasaran, peningkatan produksi hasil panen, pencegahan penanggulangan penyakit ternak, peningkatan kesejahteraan petani, dan pemberdayaan penyuluhan.
Berbagai langkah kebijakan yang diambil pun mulai dari penanganan pascapanen, pengadaan bibit unggul, hingga harapan bahwa Buleleng dapat menjadi kawasan agrotourism.
"Kebijakan yang dibuat oleh Pemkab Buleleng adalah pertama, mengenai pascapanen yang sudah bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) untuk ketahanan buah yang dihasilkan Buleleng hingga dapat mencapai penyimpanan 2-3 bulan. Kedua, pengadaan bibit unggul karena melihat petani yang sedih dengan hasil panen yang tidak sesuai dengan harapan petani. Ketiga adalah dengan pengembangan agrotourism untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Harapan ke depan Buleleng dapat menjadi barometer untuk kolaborasi antara pariwisata, investasi, dan pertanian," paparnya.
Dengan berbagai kebijakan yang dibuat oleh Bupati tersebut, memunculkan berbagai program unggulan kerja sama dengan Dinas Pertanian maupun Batan.
Program yang dikembangkan di antaranya ialah program Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna untuk pemuliaan padi lokal Sudaji dan beras merah munduk yang bekerja sama dengan Batan.
Program untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan petani tentang budidaya tanaman pertanian yang baik dan benar adalah dengan pengadaan program Sekolah Lapangan Good Agriculture Practice (SL GAP).
Program pengadaan sarana prasarana pertanian yang disediakan di antaranya adalah pengadaan dua unit jalan pertanian, 11 unit irigasi air tanah dangkal, tiga unit eskavator, satu truk loader, 13 unit alsintan, dan tiga unit alat pasca panen. Terakhir adalah program promosi produk pertanian melalui Twin Lake Festival dan Pameran Pertanian Seluruh Komoditi.
"Berbagai hubungan kerja sama dengan Dinas Pertanian maupun Batan diharapkan dapat membantu petani mulai dari masa sebelum panen hingga panen. Sehingga nantinya berbagai program ini dapat membantu mensejahterakan masyarakat Bulelng," tandas Agus. (RO/OL-1)
sumber: Media Indonesia