PENUTUPAN BULFEST 2016, TRANSAKSI SELAMA LIMA HARI PENYELENGGARAAN CAPAI 1 MILIAR LEBIH
Admin prokomsetda | 06 Agustus 2016 | 422 kali
Usai sudah pagelaran Buleleng Festival (Bulfest) yang ke-4 tahun 2016 yang mengusung tema Masterpieces of Buleleng. Acara yang berlangsung selama lima hari mulai tanggal 2 sampai 6 Agustus 2016 ini resmi ditutup oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST., Sabtu (6/8). Penutupan Bulfest ini ditandai dengan pemukulan tawa-tawa oleh Bupati Suradnyana didampingi Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, dan Ketua Panitia Ir. Nyoman Sutrisna,MM,. Dalam Kesempatan itu, hadir pula Unsur Muspida Buleleng, dan Pimpinan SKPD lingkup Pemkab Buleleng. Bulfest ke-4 ditutup dengan berbagai kesenian salah satunya Legong Pengleb dari Sanggar Seni Manik Uttara, yang dipentaskan di panggung utama.
Berbagai kesenian mulai dari tradisional hingga modern berhasil menghibur masyarakat Buleleng selama pagelaran Bulfest berlangsung. Berbagai lomba juga diselenggarakan untuk memeriahkan Bulfest ini. Bukan hanya itu, Event tahunan ini mampu bangkitkan ekonomi masyarakat terutama usaha kecil menengah (UKM). Tercatat transaksi belanja mencapai angka 1 miliar lebih selama lima hari.
Kadis Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Buleleng selaku Ketua panitia penyelenggara, Ir. Nyoman Sutrisna,MM, mengungkapkan, rata-rata jumlah transaksi keuangan tiap harinya tercatat kurang lebih Rp 250 juta. Sehingga jika diakumulasi selama pelaksanaan Bulfest mencapai Rp 1.2 miliar lebih. Jumlah transaksi itu berasal dari stand kuliner sekitar Rp 110 juta lebih, stand SKPD dan instansi swasta lainnya sekitar Rp 1,3 juta lebih, stand pameran sebesar Rp 39 juta lebih, dan stand distro hampir Rp 100 juta. “Kalau dibanding tahun lalu, jumlah transaksi pada pelaksanaan Bulfest kali ini meningkat 12 persen. Jumlah stand pemeran juga meningkat dibanding tahun lalu,” kata Sutrisna.
Dijelaskan pula dari hasil evaluasi selama pelaksanaan Bulfest, minat penonton terhadap pertunjukan sangat beragam. Dicontohkan, di panggung utama, (zona A-depan Tunggu Singa), karaketer penonton lebih banyak anak muda, karena penyajian kesenian yang diprioritaskan adalah kesenian modern atau kesenian pengembangan. Sedangkan dipanggung lainnya yang masuk zona B di Gedung Sasana Budaya dan zona C di Puri Kanginan, karakter penontor lebih dominan yang suka dengan pertunjukkan kesenian tradisionil. “Jadi pemilihan zona itu memberi kesan tersendiri sehingga penyebaran penonton tidak hanya terpusat di panggung utama, jadi menyebar sesuai dengan kesenian yang ditampilkan,” jelas Sutrisna.
Sementara itu, Bupati Suradnyana memperkirakan jumlah transaksi keuangan melebihi apa yang dicatat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Bupati nyakin, jumlah transaksi yang ada tidak sepenuhnya disampaikan oleh para pedagang. “Saya nyakin jumlah traksaksi itu lebih besar, karena pasti ada yang tidak menyampaikan sepenuhnya transaksi yang ada. Karena jam 9 malam saya lihat sudah habis barang daganganna terutama di stand kuliner,” ujarnya. Bupati juga membuka ruang saran dan kritik selama berlangsungnya Bulfest ke-4, untuk dijadikan acuan dan evaluasi pelaksanaan Bulfest ditahun mendatang. Pihaknya yakin dengan pelaksaan Bulfest, dapat membangkitkan perekonomian, dan lebih penting mempromosikan Buleleng pada masyarakat luas lebih banyak.
Download disini