8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

PKK Kabupaten Buleleng Upayakan Penurunan Angka Stunting di Buleleng

Admin prokomsetda | 23 Mei 2019 | 154 kali

Sebagai organisai pembinaan keluarga, PKK Kabupaten Buleleng terus menggalakkan peningkatan kesejahteraan keluarga. Salah satunya adalah dengan terus mengupayakan penurunan angka stunting pada balita di Kabupaten Buleleng.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Buleleng Ir. I Gusti Ayu Aries Sujati saat ditemui di sela-sela kegiatan Harmonisasi dan Sinkronisasi Gerakan PKK dan Kunjungan ke Rumah Contoh Halaman Asri, Teratur, Indah dan Nyaman (HATINYA) PKK di Desa Rangdu, Kecamatan Seririt, Rabu (22/5).

Aries Sujati menjelaskan saat ini angka stunting masih terdapat di Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Buleleng. Oleh karena itu, PKK Kabupaten Buleleng terus berupaya untuk menurunkan atau mengurangi angka stunting dengan berbagai cara yang salah satunya yaitu dengan mengoptimalkan program Pusat Pangan Sehat dan Lestari (PUSPASARI) serta HATINYA PKK. “Kita harapkan nanti kedepannya bisa mengurangi angka stunting di Buleleng,” jelasnya.

Dirinya menambahkan, selain dengan menjalankan program-program PKK yang ada, perlu adanya perhatian kepada pola asuh dari orang tua. Dilihat dari bagaimana kondisi ibu-ibu saat hamil serta seribu hari pertama terhitung dari masa kehamilan. Asupan gizi harus tetap dijaga selama bayi di dalam kandungan hingga lahir. Maka dari itu melalui program HATINYA PKK, akan menghasilkan tanaman-tanaman bergizi dan bermanfaat bagi tubuh. “Kalau bisa semua halaman di pekarangan rumah menjadi hijau royo, dipenuhi dengan tanaman yang bermanfaat,” tambah Aries Sujati.

Dalam kegiatan Harmonisasi dan Sinkronisasi HATINYA PKK yang dirangkaikan dengan pembinaan kelompok kerja (pokja) PKK, masih kata Aries Sujati, dinilai sudah cukup baik. Untuk bibit, pembuatan desain, penataan serta pemeliharaan tanaman pada program HATINYA PKK, TP PKK Provinsi Bali telah memberikan bantuan dengan total 27 juta rupiah. Diharapkan nantinya pembibitan dari rumah-rumah contoh  bisa menggetok tularkan kepada rumah imbas. “Jadi, melalui kegiatan yang dilakukan secara terpadu ini, bisa memberikan imbas kepada yang lainnya,” pungkasnya.

Untuk diketahui, stunting adalah gangguan pertumbuhan kronis pada anak yang diakibatkan oleh kurangnya asupan gizi serta nutrisi dalam jangka waktu lama dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun, sehingga anak yang terkena stunting bertubuh lebih pendek dibanding anak seusianya. Umumnya, gangguan kesehatan ini sering ditemukan pada balita, khususnya usia 1 sampai 3 tahun. Saat ini, di Indonesia angka stunting masih terhitung cukup tinggi yaitu sekitar 30,8 %. (Rma)