Lomba gebogan kembali digelar dalam pelaksanaan Twin Lake Festival (TLF) Tahun 2019. Lomba ini bertujuan untuk mempromosikan konsumsi buah lokal Buleleng.
Menurut Plt. Kepala Dinas Pertanian Kab.Buleleng Ir. Made Sumiarta, buah-buahan yang digunakan dalam lomba ini merupakan buah terbaik asli Buleleng yang diambil dari desa Pancasari dan desa-desa sekitarnya. Hal itu diakuinya sebagai upaya untuk mendongkrak promosi potensi buah di kawasan danau kembar Buyan dan Tamblingan.
Selain itu, lanjut Sumiarta, dengan dilaksanakannya lomba gebogan yang mengangkat kualitas buah lokal, hal ini juga menjadi bagian dari implementasi dari Pergub Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali.
"Untuk kualitas (buah) kami ambil yang terbaik. Selain kualitas rasa, tampilan buha juga kami ambil yang lebih menarik," kata Sumiarta, di Pancasari, Rabu (3/7).
Masih ungkap Sumiarta, jumlah peserta Gebogan kali ini sebanyak 15 tim, dimana masing-masing tim terdiri dari 2 orang. Peserta berasal dari perwakilan kecamatan dan beberapa siswa SMK di Buleleng.
Menurut salah satu dewan juri, Made Suastini, mengatakan, beberapa kriteria yang digunakan dalam penilaian lomba gebogan kali ini yaitu tinggi gebogan, hiasan janur, buah yang digunakan, dan krativitas peserta.
Adapun buah yang digunakan dalam lomba kali ini sepenuhnya disediakan oleh panitia. Hal ini untuk menjamin keseragaman jenis buah dan kualitas buah yang digunakan.
Sedangkan dewan juri pada lomba yang digelar di wantilan Danau Buyan ini berjumlah 3 orang, masing-masing berasal dari unsur Dinas Pertanian, PHRI, dan PKK Kab.Buleleng.