Sebanyak 30 Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Buleleng menerima bantuan dana dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Masing-masing Bumdes tersebut menerima bantuan modal sebesar 100 juta rupiah.
Adapun ketigapuluh Bumdes tersebut berasal dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Gerokgak 10 Bumdes, Kecamatan Sukasada 10 Bumdes, dan Kecamatan Buleleng 10 Bumdes. Selain memberikan bantuan masing-masing 100 juta rupiah kepada 30 Bumdes, Kemendes PDTT juga memberikan bantuan modal masing-masing sebesar 1 Miliyar rupiah kepada Bumdes Desa Pancasari, Desa Panji, dan Desa Baktiseraga.
Penyerahan bantuan modal usaha untuk Bumdes tersebut dilakukan secara simbolis di salah satu hotel di kawasan Nusa Dua, Badung, Rabu (21/8). Bantuan diserahkan langsung oleh Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo, yang diterima oleh Perbekel dan pengurus Bumdes.
Adapun batuan modal sebesar 100 juta, akan digunakan secara khusus untuk pengembangan unit usaha air minum dalam kemasan oleh Bumdes. Pengelolaan modal tersebut dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Pengembangan Usaha Pengolahan Air Minum Dalam Kemasan, yang ditandatangi oleh Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra dan Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kemendes PDTT Taufik Madjid.
Sedangkan bantuan modal 1 Miliyar untuk 3 Bumdes digunakan sebagai tambahan modal usaha, dan untuk pengadaan sarana dan prasarana pendukung unit usaha Bumdes yang sudah ada.
Dalam laporannya, Taufik Madjid menyebutkan, tujuan pemberian bantuan modal tersebut salah satunya adalah untuk memperluas unit usaha Bumdes. Taufik juga mengatakan, Bumdes memerlukan pendampingan dan konsultan dalam upaya mengembangkan unit usaha yang dimiliki. Oleh sebab itu, lanjut Taufik, Kemendes sendiri telah melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam wujud konsorsium guna memberikan pendampingan bagi Bumdes penerima bantuan.
Untuk mendukung unit usaha pengolahan air minum dimaksud, Kemendes PDTT bersama pihak konsorsium juga akan membangun 3 unit mini factory air kemasan masing-masing berlokasi di Kec.Buleleng, Kec.Sukasada, dan Kec. Gerokgak. Mini factory tersebut nantinya akan dikelola secara bersama-sama oleh beberapa Bumdes di wilayah itu.
"Sehingga dengan demikian Bumdes yang menerima bantuan ini bisa secera efektif memanfaatkan bantuan yang diterima untuk meningkatkan pendapatan Bumdesnya," kata Taufik.
Sementara itu, Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo dalam sambutannya menyampaikan, Bumdes di Buleleng harus mampu berinovasi dalam mengembangkan unit usaha. Dirinya memberikan contoh beberapa Bumdes di Indonesia yang telah berhasil melakukan ekstensifikasi usaha, sehingga Bumdes tersebut mampu meningkatkan pendapatan hingga milyaran rupiah per tahun.
"Kalau di daerah lain bisa, saya yakin di Buleleng juga pasti bisa. Karena di Bali dan Buleleng khusunya kan sudah memiliki potensi. Itu tinggal digarap dengan baik saja," ungkap Menteri Eko.
Menteri Eko juga menyinggung Dana Desa yang diberikan kepada masing-masing desa yang terus bertambah setiap tahunnya. Kata dia, setelah hampir lima tahun berfokus pada pengembangan infrastruktur perdesaan, tahun-tahun berikutnya Dana Desa akan lebih banyak digunakan untuk pemberdayaan ekonomi desa, salah satunya pengembangan unit usaha Bumdes.
"Tahun depan, Pak Jokowi berencana menyalurkan Dana Desa sekitar 500 triliun lebih," kata Menteri Eko.
Pada sisi lain, Wabup Sutjidra merasa bersyukur beberapa Bumdes di Buleleng digelontor bantuan modal usaha yang cukup besar. Hal itu menurutnya berpotensi meningkatkan pendapatan Bumdes nantinya.
Oleh sebab itu, dirinya berharap agar bantuan dana yang diberikan tersebut bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pengurus Bumdes.
"Mendapatkan bantuan langsung dari pemerintah pusat ini kan bukan sesuatu yang mudah. Oleh sebab itu, bantuan modal ini harus dimanfaatkan secara efektif sehingga memberikan hasil yang maksimal nantinya," pinta Sutjidra.***(tri)