DESA PAKRAMAN BULELENG MELASTI
Desa Pakraman Buleleng mempunyai tradisi mekiis atau melasti yang berbeda dengan Desa Pakraman lain yang ada di Bali. Melasti atau mekiis yang biasanya dilakukan sebelum Hari raya Nyepi, lain halnya dengan Desa Pakraman Buleleng. Desa Pakraman Buleleng yang meliputi 14 Banjar Adat di wilayah Kota Singaraja yang dipimpin Kelian Desa Pakraman Nyoman Sutrisna melaksanakan upacara melasti atau mekiis bertepatan dengan Purnama Kedasa yang jatuh pada hari jumat (3/4).
Puluhan sarad dari sejumlah pura panti maupun pura dadia berisi pralingga dan pratima diusung oleh warga krama masing-masing dari 14 Banjar Adat di pawidangan atau wilayah Desa Pakraman Buleleng. Sejak pukul 13.00 wita warga sudah mulai berdatangan di Pura Desa Baleagung. Setelah nedunang pralingga dan pratime duwen Pura Desa Baleagung dilanjutkan dengan persembahyangan bersama dan lanjut berangkat menuju Pura Segara, sebelah barat pelataran eks Pelabuhan Buleleng.
Upacara melasti ini dihadiri oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST dan Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra, Sp.Og. Disela – sela upacara melasti, Bupati PAS mengatakan melasti ini merupaka upacara pembersihan pratima dan pralingga yang ada di banjar adat Kabupaten Buleleng. Ia berharap melasti ini bisa berdampak positif untuk masyarakat Buleleng. “mudah-mudahan upacara ini bisa memberikan kesucian dalam hati, fikiran dan perbuatan masyarakat Buleleng agar bisa membantu menjaga dan membangun Buleleng menjadi lebih baik” harapnya.
Dalam perjalanan ke Pura Segara, puluhan sarad dari banjar adat Delodpeken, Penataran, maupun Peguyangan dan Banjar Jawa sudah menanti untuk selanjutnya masuk dalam iringan sarad Pura Desa Baleagung. Setiba di pantai Buleleng, seluruh sarad dan perangkatnya wajib ngerobok air laut, sebelah timur Tugu Yuda Mandala Tama yang selanjutnya menuju Pura Segara.
Dalam prosesi upacara melasti di Pura Segara dipimpin Sulinggih Pura Kahyangan Tiga yang puncaknya mendak tirta di tengah laut, dilanjutkan dengan ngasuh Pralingga dan Pratime Kahyangan Tiga. Dari akhir proses melasti, masing-masing Penyungsung Pura Panti, Pura Dadia nunas tirta Pelukatan/pebersihan dan tirta asuh. (JOZ)