Restorasi rumah ibunda Bung Karno, Nyoman Rai Srimben di Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali diminta dibuat secara detail dan menyerupai aslinya. Baik dari segi bahan yang akan digunakan, sturuktur bangunan hingga proses penggerjaannya sehingga keaslian dari bangunan awal bisa terlihat dengan jelas.
”Tidak ada target. Tetapi saya memberikan arahan agar mendekati bentuk bangunan aslinya. Itu aja,” ujar Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana saat ditemui usai peletakan batu pertama restorasi pembangunan rumah Nyoman Rai Srimben, Minggu (20/9)
Agus Suradnyana menjelaskan kegiatan restorasi ini merupakan awal dari pembangunan. Diskusi lebih lanjut akan terus dilakukan dengan keluarga besar Bale Agung (Keluarga Nyoman Rai Srimben) untuk menggali lebih dalam seperti apa kondisi lingkungan dan bangunan dijaman dahulu. Utamanya pada areal rumah Nyoman Rai Srimben untuk dibuat semirip mungkin melalui dokumen-dokumen yang masih tersimpan. "Kita coba lihat-lihat lagi foto-foto lama. Lingkungannya seperti apa. Kita berupaya lingkungannya dikembalikan,” jelasnya.
Apabila ada bangunan yang harus dipindahkan pada pengembalian lingkungan di sekitaran rumah Nyoman Rai Srimben ini, pihaknya akan mendiskusikan dengan Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng. Agar bangunan yang akan dipindahkan diperhitungkan pembangunannya. Berapa nilainya dan posisinya dimana. Sehingga lingkungan pada rumah Nyoman Rai Srimben ini menyerupai pada bentuk aslinya. "Jangan setengah-setengah kalau kita mau jadikan ini sebuah cagar budaya,” ujar Agus Suradnyana.
Sementara Itu, perwakilan dari dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bali, Giri Prayoga mengungkapkan untuk perubahan restorasi pada rumah Nyoman Rai Srimben akan terus didiskusikan dengan Bupati Buleleng melalui Disbud Buleleng dan pihak keluarga besar Bale Agung Singaraja. Agar restorasi yang dilakukan betul-betul menyerupai bangunan aslinya “Sesuai dengan keinginan Bapak Bupati beliau ingin benar-benar detail restorasinya,” ungkapnya.
Pada restorasi ini tidak ada kegiatan penggalian terhadap dasar bangunan. Tetapi sudah diperkirakan akan ada sedikit kenaikan sisi bangunan sekitar 10-15 sentimeter karena dari sisi tangga yang paling bawah kelihatan sangat pendek dikarenakan adanya penimbunan dasar bangunan. ”Ada kenaikan sedikit, karena memang mengembalikan ke aslinya,” ucap Giri Prayoga.
Giri Prayoga menambahkan, untuk bahan baku akan tetap mempergunakan bahan baku aslinya. Hanya saja ada beberapa bahan yang sulit didapat yaitu batu bata. Dimana batu bata pada bangunan tersebut bentuknya sedikit berbeda-beda. Ada yang ukuran kecil dan ada ukuran lebih besar. Namun, pihaknya sudah mempersiapkan untuk bahan baku batu bata tersebut.
“Target tuntas tentu saja di awal bulan Desember 2020. Ini harus selesai tepat waktu,” pungkasnya. (smd)