Berbagai lomba digelar untuk memeriahkan puncak peringatan HUT Ke-31 WHDI tingkat Provinsi Bali yang dipusatkan di Kabupaten Buleleng. Sejumlah lomba itu yaitu Lomba Macepat untuk tingkat remaja, Lomba membuat Gebogan, Lomba Cerdas Cermat, dan Lomba Dharma Wacana untuk anggota WHDI. Puncak acara sendiri dilaksanakan di Auditorium Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Senin (25/2)
Ketua Panitia Pelaksana Ny. Ida Ayu Wardhani Sutjidra dalam laporannya mengungkapkan, sejumlah lomba tersebut digelar bukan saja untuk memeriahkan puncak acara HUT WHDI Ke-31 Tingkat Provinsi Bali tahun ini. Tetapi, lanjutnya, melalui lomba tersebut WHDI ingin mengajak wanita Hindu untuk meningkatkan pengetahuan tentang tatanan Tri Hita Karana, dan pelestarian Adat dan Budaya Bali. Selain itu, melalui lomba tersebut diharapkan dapat mengingatkan kembali kewajiban sebagai wanita Hindu.
“Adapun tema yang diangkat pada HUT WHDI Ke-31 tahun 2019 ini yaitu Peran Wanita Hindu Dharma Indonesia dalam Melaksanakan Dharma Negara,” ungkapnya.
Sementara itu, Ny. Putri Suastini Koster selaku Pembina WHDI Provinsi Bali dalam sambutannya menyatakan apresiasinya atas berbagai upaya yang telah dilakukan oleh WHDI Provinsi Bali selama ini. Dia berharap agar segenap upaya tersebut terus ditingkatkan, mengingat WHDI dianggap sebagai organisasi wanita bernafaskan Hindu yang modern.
Lebih lanjut diungkapkan, di Bali akan lebih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh WHDI, terutama yang berkaitan dengan masalah perempuan Hindu. Meskipun, Putri Suastini sendiri juga sangat memahami berbagai permasalahan yang dihadapi oleh orgasasi perempuan Hindu tersebut. Untuk itu dirinya berjanji akan meminta anggaran kepada Gubernur Koster untuk mendukung kegiatan WHDI.
“Yang di Kabupaten/Kota Titiang titip pula melalui Bagian Kesra-nya untuk lebih memperhatikan (WHDI). Karena bagaimanapun juga WHDI adalah mitra kerjanya pemerintah,” ingatnya.
Ketua Umum WHDI Pusat Ny. Ratanaya Kentjanawati dalam sambutannya mengungkapkan, tema yang diangkat dalam perayaan HUT ke-31 ini sangat tepat dan relevan jika dilihat dari perhelatan politik yang akan dihelat bulan April mendatang. Menurutnya, dari tema yang diangkat tersebut memiliki makna, bahwa untuk dapat melaksanakan kewajiban yang meliputi Dharma Agama dan Dharma Negara maka umat Hindu harus memiliki kesadaran pribadi, termasuk wanita Hindu itu sendiri.
“Pemilu dan politik merupakan sarana untuk menjalankan Dharma Negara yang mampu mensejahterakan masyarakat. Dengan pasrtisipasi aktif umat Hindu setiap event demokrasi dan politik, maka akan terasa kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” jelasnya.
Di sisi lain, Bupati Buleleng melalui sambutan tertulis yang dibacakan oleh Wakil Bupati dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG menyatakan, WHDI sebagai organisasi sosial yang bernafaskan keagamaan dituntut untuk terus meningkatkan kemampuan diri dalam spiritual dan keterampilan, sehingga perempuan Hindu nantinya dapat menerima pengaruh global secara selektif“Maka dalam peringatan HUT WHDI Ke-31 tingkat Provinsi Bali in, Wanita Hindu harus sadar untuk membina generasi penerus supaya berakhlak mulia demi kejayaan Bangsa dan Negara,” harapnya.
Pada puncak peringatan HUT WHDI Ke-31 Tingkat Provinsi Bali itu hadir pula seluruh Pembina dan Ketua WHDI Kabupaten/Kota se-Bali. Dalam rangkaian HUT WHDI kali ini, sejumlah kegiatan sosial dan perlombaan juga digelar di seluruh Kabupaten/Kota di Bali.***(tri)