8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Sisa Stok VAR Manusia Terbatas, Masyarakat Diminta Hindari Gigitan Anjing Liar

Admin prokomsetda | 08 Juni 2015 | 764 kali

Mencegah korban rabies di masyarakat diintensifkan pemerintah Kabupaten Buleleng, melalui peningkatan kuantitas persediaan Vaksin Anti Rabies (VAR). Sejumlah masyarakat mulai berdatangan ke Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, mereka ada terkena gigitan anjing liar atau peliharaan. Masyarakat khawatir rabies dapat mengancam nyawa mereka, pasca sebelumnya mendengar seorang pemuda di Desa Pacung meninggal dunia diduga akibat gigitan anjing rabies.
 
Sebanyak tujuh orang warga Buleleng mendatangi Dinkes Buleleng, Senin (8/6) kemarin, untuk mendapatkan suntikan VAR. Salah satunya Sukradewi asal Dusun Celuk Buluh Kalibukbuk, Buleleng, dia mengantar anaknya Putu Andrean Pratama (7) ke Dinkes Buleleng, setelah sehari sebelumnya terkena gigitan anjing liar. “Sudah sempat keliling mencari VAR di apotik tapi tidak ada. Anak saya digigit anjing liar waktu bermain di Pantai. Gigitan anjing liar pertama ini baru sehari kejadian, dan langsung di suntik VAR,” ujar Sukradewi.
 
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dr. I Gusti Nyoman Mahapramana, menerangkan, sisa stok VAR terakhir di Buleleng mencapai 59. Dinkes Buleleng baru saja mengeluarkan sebanyak 80 vial untuk didistribusikan ke Desa Pacung, dan tujuh VAR lainnya diberikan kepada pasien yang datang ke Dinkes Buleleng. “Tahun ini ada sebanyak 5600 stok untuk vaksin manusia, itu masuk dalam anggaran di induk melalui tiga kali pengiriman ke RSUD Buleleng. Kiriman pertama datang 1500 VAR, kiriman kedua sebanyak 2000 VAR datang satu dua minggu ke depan, dan pengiriman ketiga segera menyusul. Selama kurun waktu setahun biasanya kami memerlukan 12.000 VAR, seluruhnya disubsidi 50 persen dari ABPD Provinsi dan sebagian dari Kabupaten,” terang Mahapramana.
 
Pengiriman VAR selain dipusatkan di RSUD Buleleng, turut menyasar sejumlah Puskesmas di Kecamatan. Tujuanya mendekatkan akses masyarakat. Vaksin diberikan melalui sistim suntik di lengan kanan dan kiri, lalu berlanjut sesuai anjuran dokter. Sedangkan warga miskin dari luar Buleleng, tetap dipertimbangan mendapat suntikan VAR. “Kalau ada warga miskin dari luar Buleleng, kami tetap perhitungkan mendapatkan VAR. Pelayanan VAR di puskesmas baru hanya ada di Kecamatan Banjar, Seririt, dan di Dinkes Buleleng melalui Buleleng Emergency Service (BEC),” ucapnya.
 
Mahaprama menghimbau masyarakat tidak panik terhadap gigitan anjing, mengingat tidak semua gigitan diberikan VAR. Hal ini karena anjing peliharaan memiliki tingkat kebersihan, dan perawatan lebih baik dibandingkan anjing liar. Virus gigitan anjing rabies akan cepat mati memakai sabun, serta diobati memakai antiseptik. “Penyelidikan epidemologi rabies tetap kami lakukan di masyarakat,” katanya.
 
Sementara itu, Kadistanak Kabupaten Buleleng Ir. Nyoman Swatantra menegaskan, sinergitas pemberantasan rabies melalui vaksinasi masal dilakukan dari Mei hingga Juli tahun ini. Target anjing liar disasar mencapai 56.000 ekor, dengan jumlah vaksin mencapai 36.000 untuk anjing. “Kami mencatat baru 9500 memvaksinasi anjing masal. Itu sesuai proses tahapan melalui kordinasi di pedesaan dan melihat peta zonasi kategori merah terjangkit rabies,” tegasnya.
 
Keberadaan zona merah rabies di Buleleng, ada di daerah Kecamatan Banjar, Munduk, Gobleg, Gesing, hingga Tejakula. Apabila telah tuntas akan dilanjutkan ke zona hijau. “Khusus vaksinasi rabies terhadap anjing seluruhnya gratis, ada tim kami ke lapangan berdasarkan skala prioritas jadwal. Kami himbau masyarakat menghindari gigitan anjing, dan berperilaku hati-hati saat bermain bersama anjing,” tandas Swatantra.