Pembangunan Sodetan air yang dirancang untuk menanggulangi banjir di kawasan Kota Singraja dipastikan dibangun tahun 2019 ini. Pembangunan sodetan dimaksud akan diprioritaskan terlebih dahulu untuk menanggulangi banjir di kawasan Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng. Adapun total anggaran yang dihabiskan untuk membangunan sodetan itu mencapai 10 Miliyar.
Kepastian dimaksud disampaikan oleh Kepala Dinas PUPR Kab.Buleleng Ketut Suparta Wijaya,ST saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (26/3). Dibangunnya proyek sodetan inipun tidak terlepas dari usaha Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang memperjuangkan langsung anggaran proyek ini kepada Menteri PUPR.
Suparta Wijaya menjelaskan, pembangunan sodetan itu akan ditangani langsung oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida. Pihak PUPR Buleleng sendiri sudah meyiapkan review design pembangunannya. Nantinya, design dimaksud akan disinkronkan dengan design yang dibuat oleh pihak BWS.
“Karena yang tau persis kondisi di sini (Singaraja) adalah kami di sini, kami yang merasakan,” ujar Suparta Wijaya.
Lebih lanjut dijelaskan, konsep umum dari sodetan ini yaitu dengan mambagi air di hulu, yaitu di Pangkung Tista. Sehingga nantinya air yang seharusnya mengalir ke daerah irigasi Tiying Tali tidak sepenuhnya menuju ke utara. Air di hulu aliran irigasi tersebut sebagian akan dialirkan ke Tukad Banyumala, sebagian lagi baru dialirkan ke saluran irigasi Tiying Tali.
Suparta wijaya mengakui, saluran air di sepanjang jalan Laksamana Desa Baktiseraga yang masih merupakan saluran irigasi Tiying Tali saat ini tidak bisa berfungsi secara optimal. Hal itu karena telah terjadi sedimentasi cukup berat. Tinggginya endapan sedimen lumpur inilah yang mengakibatkan terjadinya luapa air saat hujan.
"Sekarang mungkin tinggal seperempatnya saja daya tampungnya. Nah, itu nanti yang akan kami optimalisasi, kamudian ada pintu-pintu pembagi," tambahnya.
Masih dijelaskan Kadis Suparta, pembuangan dari saluran air sepanjang jalan Laksamana ini nantinya juga akan dibuatkan saluran utama ke arah utara di sepanjang jalan Serma Karma. Di bagian utara, tepatnya di perempatan jalan A.Yani, barulah saluran ini dibuatkan pembuangan ke arah timur, dan bermuara di saluran menuju laut.
Adapun penanganan banjir untuk kawasan Jalak Putih akan dilakukan secara bertahap, melihat anggaran yang memang belum disetujui oleh Kementerian PUPR tahun ini. Menurut Suparta Wijaya, penanggulan banjir dalam jangka pendek adalah dengan meminimalisir air yang masuk ke kawasan itu.
"Mudah-mudahan nanti dengan sistem pembagian air ini akan bisa meminimalisasi terjadinya banjir di daerah Jalak Putih," harap Suparta Wijaya. ***(tri)