Guna kembali mensosialisasikan dan memasyarakatkan gemar memakan ikan di Provinsi Bali, Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskelkan) Provinsi Bali bekerjasama dengan Dinas Perikanan di Kabupaten Buleleng menggelar kegiatan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN). GEMARIKAN ini dilakukan melalui kegiatan Pemberian Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah (PMTAS) bagi 200 orang siswa dari tiga sekolah dasar di kota Singaraja.
Kegiatan ini berlangsung di Gedung Wanita Laksmi Graha, Singaraja, Rabu (8/5). Turut pula hadir pada kesempatan ini Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional (FORIKAN) Provinsi Bali yang juga Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster.
Ditemui usai kegiatan, Putri Suastini Koster menjelaskan kegiatan GEMARIKAN ini intinya adalah untuk mengajak masyarakat untuk menyeimbangkan gizi antara asupan sayur, daging, dan ikan. MAsyarakat yang disasar adalah masyarakat usia emas atau golden age karena pada usia emas ini gizinya harus diperhatikan. Jikalau anak-anak pada usia emas ini gizinya buruk, akan rentan terkena penyakit. Namun, jika sudah dijaga dari awal, kekebelan tubuhnya akan terus meningkat. “Mencegah lebih baik daripada kita menghabiskan anggaran besar-besar untuk pengobatan,” jelasnya.
Ketua TP PKK Provinsi Bali ini juga menyebut FORIKAN bersama dinas terkait terus mendorong anak-anak di Provinsi Bali untuk gemar makan ikan. Melalui gerakan ini, semua tempat bisa dimasuki untuk lebih meningkatkan kegemaran anak-anak memakan ikan. Terutama dimana anak-anak biasa berkumpul seperti di rumah dan di sekolah yang ada kantinnya. “Nanti untuk di kantin kita sediakan makanan-makanan olahan ikan yang tentunya harus sehat. Jangan sampai olahan tersebut mengandung zat berbahaya,” ujar Putri Suastini Koster.
Kepala Diskelkan Provinsi Bali, Ir. I Made Sudarsana, M.Si menyebut ketersediaan ikan di Provinsi Bali sebenarnya sudah tipis. Provinsi Bali masih kekurangan pasokan ikan untuk dikonsumsi karena di Bali sendiri yang merupakan daerah pariwisata, pasokannya juga untuk wisatawan. Selama ini, produksi ikan merata di seluruh kabupaten. Namun, masih lebih banyak di Denpasar karena di Denpasar ada sentra-sentra pendaratan dan pengolahan ikan. “JAdi kesannya di Denpasar produksinya lebih besar,” sebutnya.
Sementara itu, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Drs. Putu Tastra Wijaya, MM mengungkapkan untuk Kabupaten Buleleng tahun 2018 menargetkan konsumsi ikan sebesar 30,89 kilogram per kapita per tahun. Namun, yang terealisasi sebesar 36,39 kilogram per kapita per tahun. Ini berarti yang tercapai sudah melebihi target. “Jika dibandingkan dengan kabupaten yang lain di Bali, Buleleng pada tingkat konsumsi ikan nya merupakan yang paling baik,” tutupnya. (dra)