8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Tabuh Gong Kebyar Gemuruhkan Buleleng Festival

Admin prokomsetda | 04 Agustus 2015 | 968 kali

SINGARAJA (4/8/2015) - Parade gong kebyar massal menandai pembukaan Buleleng Festival Tahun 2015, yang dipusatkan di Tugu Singa Ambara Raja, Selasa (4/8/2015). Sebanyak 20 sekaa gong kebyar dari sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng, turut serta dalam parade gong kebyar massal.
 
Pembukaan Buleleng Festival, dihadiri oleh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah di Provinsi Bali serta Kabupaten Buleleng, Anggota DPRD Bali dari daerah pemilihan Kabupaten Buleleng, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Mancanegara pada Kementerian Pariwisata I Gde Pitana, serta Sekretarian Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharam.
 
Parade gong kebyar massal dipilih sebagai ikon pembukaan Buleleng Festival 2015, untuk memperingati satu abad kejayaan seni gong kebyar, yang lahir di Kabupaten Buleleng. Terlebih pada tahun 2015 ini, Buleleng Festival mengangkat tema "Gurnitaning Denbukit" atau "Gemuruh Musik Buleleng".
 
Dalam parade gong kebyar itu, seluruh sekaa gong memainkan tabuh secara bersamaan. Sebuah hal yang baru dalam kesenian gong kebyar. Selama ini belum pernah ada 20 sekaa gong kebyar yang memainkan sebuah tabuh secara bersama-sama. Kesenian gong kebyar biasanya dimainkan secara bergantian oleh dua sekaa, atau yang dikenal dengan gong kebyar mebarung.
 
Puluhan sekaa gong kebyar itu, membawakan dua buah tabuh kebyar asli Buleleng. Yakni tabuh Tari Terunajaya yang menjadi maskot kesenian Buleleng Dangin Enjung, serta tabuh Tari Wiranjaya yang menjadi ikon kesenian Buleleng Dauh Enjung.
 
"Masa kejayaan gong kebyar, menurut hasil riset para pakar menyatakan, bahwa gong kebyar itu lahir di Kabupaten Buleleng kurang lebih satu abad yang lalu. Sekarang gong kebyar telah menjadi bagian seni musik tradisional yang berkembang di Bali, bahkan sudah mendunia," ungkap Ketua Panitia Buleleng Festival.
 
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam sambutannya mengungkapkan, selama ini pertumbuhan dunia pariwisata di Buleleng sangat lambat. Akses jalan menuju Buleleng yang berkelok-kelok, dianggap kurang menguntungkan dan sering dikeluhkan para wisatawan ketika berkunjung ke Buleleng.
 
"Ajang Buleleng Festival ini, kami harap bisa menjaga eksistensi potensi berkesenian dan potensi industri, mikro kecil dan menengah," ujar Agus Suradnyana.
 
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Mancanegara pada Kementerian Pariwisata I Gde Pitana juga mengakui kunjungan pariwisata di Kabupaten Buleleng sangat minim. Data di Kementerian Pariwisata menunjukkan, sepanjang tahun 2014 sebenarnya terjadi kunjungan 3,7 wisatawan mancanegara serta 6 juta wisatawan mancanegara. Namun hanya 291.000 orang wisatawan saja yang mengunjungi Buleleng.
 
Pitana menyatakan Kementerian Pariwisata akan mengembangkan Buleleng sebagai sebuah destinasi wisata yang dibangun langsung oleh Kementerian Pariwisata dalam lima tahun kedepan. Pitana juga menyatakan pemerintah akan membangun infrastruktur jalan, guna meningkatkan kunjungan wisata ke Kabupaten Buleleng.
 
"Kami di Kementerian Pariwisata dengan Kementerian Pekerjaan Umum, sudah sepakat membangun jalan poros Denpasar-Singaraja. Kami harap infrastruktur baru ini meningkatkan kunjungan wisata ke Buleleng, sehingga terjadi pertumbuhan ekonomi yang setara dengan daerah lain di Pulau Bali, utamanya di Bali Selatan," ujar Pitana.
 
Selain dibuka dengan parade gong kebyar massal, Buleleng Festival juga dibuka dengan parade sepuluh sekaa ngoncang, parade baleganjur ngelawang, serta tari kembang deeng massal.
 
Buleleng Festival 2015, akan berlangsung hingga Sabtu (8/8/2015) mendatang. Kegiatan Buleleng Festival menampilkan 84 sekaa, sanggar seni serta komunitas seni, yang menampilkan seni tradisional, kontemporer dan modern. Selain itu ada 90 jenis menu kuliner khas Buleleng yang ditampilkan selama Buleleng Festival.