Terkait ditemukannya obat kedaluwarsa di Puskesmas Kubutambahan II yang terletak di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, sebenarnya obat itu tidak disebarkan kembali pasien, melainkan ditaruh di gudang. Tapi memang, ruangan gudang obat berdekatan dengan ruangan instalasi farmasi.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Puskesmas Kubutambahan II, dr. Asty Sanitha Dewi saat memberikan keterangan mengenai penemuan obat kedaluwarsa, Selasa (5/11).
Asty menjelaskan ruangan gudang obat memang menjadi satu dengan ruangan instalasi farmasi. Namun, antara gudang obat dengan instalasi farmasi sudah ada sekat pembatas. Sekat pembatas itu berupa pintu kaca. Sehingga kesannya gudang obat dan instalasi farmasi menjadi satu ruangan padahal itu dua tempat yang berbeda fungsi. “Instalasi farmasi dan gudang obat sebenarnya lain dengan sekat namun masih dalam satu gedung atau ruangan,” jelasnya.
Menurutnya, memang ada obat kedaluwarsa namun di gudang obat bukan di instalasi farmasi. Obat-obat yang kedaluwarsa tersebut akan dikembalikan ke Depo Farmasi dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng. Ada beberapa obat kedaluwarsa di dalam kardus yang ditemukan dan obat tersebut tidak diberikan lagi kepada pasien. Untuk obat-obatan itu sebenarnya akan dikembalikan ke Depo Farmasi dan pihak Puskesmas Kubutambahan II rutin melakukan stok opname yang memiliki jangka waktu kedaluwarsa sudah dekat. “Ataupun yang sudah lewat masa kedaluwarsanya agar dikembalikan ke Depo Farmasi untuk dimusnahkan,” ujar dr. Asty.
Asty pun mengungkap Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk stok opname obat-obatan yang dilakukan. Stok opname dilakukan sebelum akhir bulan. Seluruh obat-obatan dicek apakah ada yang sudah kedaluwarsa ataupun mendekati kedaluwarsa. Seperti obat yang yang kedaluwarsa awal November dilakukan stok opname pada akhir Oktober. Pada akhir Oktober sudah dikemas dan bersiap untuk dikembalikan ke Depo Farmasi. “Akhir bulan dilakukan stok opname, jadwal pengembalian ke Depo awal bulan. Pada intinya, obat kedaluwarsa yang ditemukan itu akan dikembalikan ke Depo, bukan untuk disebar lagi ke pasien,” tandas dokter yang sudah empat tahun menjadi abdi negara ini.