8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Tiga Bulan Berjalan, Buah Lokal Buleleng Terserap Hingga 2 Ton

Admin prokomsetda | 29 September 2020 | 223 kali

Sejak di launchingnya program “Peken Protani” oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng di Bulan Juli lalu, jumlah buah lokal Buleleng yang sudah terserap sampai dengan Bulan September ini mencapai hingga 2 Ton.


Melalui dukungan sebanyak 40 Perangkat Daerah di Lingkup Pemkab Buleleng melalui whatsapp grup, tercatat ada sebanyak 90 produk buah segar dan olahan yang berhasil terserap oleh para ASN.

Jumlah ini kemungkinan masih terus bertambah seiring dengan tingkat permintaan konsumen atau masyarakat yang sangat tinggi. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Buleleng Ir. I Made Sumiarta saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (28/9).

 



Sumiarta mengatakan, pemasok produk-produk ini seluruhnya berasal dari binaan-binaan petani Distan yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Buleleng. “Terdapat pula kelompok petani binaan, dan para pelaku usaha yang terdiri dari gapoktan,” ungkapnya.

Distan selalu berupaya dalam memfasilitasi kelompok binaan tersebut khususnya bagi binaan yang belum eksis memasarkan produk-produknya. Sehingga, selain buah-buahan lokal Buleleng, sampai saat ini juga sudah terserap sebanyak 650 kg sayur-sayuran hasil  panen dari para petani lokal Buleleng.

“Produk-produk dari “Peken Protani” ini mayoritas pembelinya adalah Para ASN di Lingkup Pemkab Buleleng, yangmana ini merupakan imbauan langsung dari Bupati Buleleng dalam rangka membantu para petani lokal buleleng yang mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil pertaniannya dimasa pandemi Covid-19 ini,” tutur Sumiarta.

Seperti yang disampaikan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam Sidang Paripurna di DPRD Buleleng pada Bulan Juli lalu, dirinya mengatakan bahwa buah yang diserap dari petani tersebut diharapkan bisa digunakan untuk konsumsi di tingkat keluarga, maupun digunakan untuk keperluan banten. “Pemanfaatan buah impor, dianggap kurang selaras. Sebab, pada upcara tumpek pengatag, yang didedikasikan pada tanaman yang menghasilkan buah-buah lokal,” paparnya.

Sementara itu, tingginya permintaan terhadap buah lokal ini lazimnya terjadi saat menjelang hari raya, rata-rata sangat menggemari jeruk lokal buleleng, ada pisang, jambu kristal dan buah lokal lainnya yang sesuai dengan waktu panen.

Diakui Sumiarta juga, sejak adanya “Peken Protani” ini sangat membantu para petani lokal untuk memasarkan produknya. Seluruhnya sangat antusias dan kedepannya melalui program ini diharapkan juga mampu menyasar masyarakat umum melalui kerjasama dengan Dinas Disdagperinkop dan UKM Buleleng.

“Setiap minggu program tersebut juga di evaluasi, meskipun skopnya di tingkat ASN minimal produk dari para petani ini dapat di pasarkan dan terus berjalan ditengah pandemi covid-19,” tutup Sumiarta. (Stu)