Guna meningkatkan daya jual Gula Bali Pedawa (gula merah) sebagai salah satu produk unggulan yang diproduksi oleh masyarakat Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, Bali menyiapkan merk dagang. Selain itu, akan dilakukan pengemasan yang baik sehingga mampu meningkatkan daya saing dan daya jual yang lebih tinggi di pasaran.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat menerima audiensi Kelompok Tani Getah Uyung Desa Pedawa di Rumah Jabatan Bupati Buleleng, Selasa (24/11).
Agus Suradnyana menjelaskan selain penyiapan merk dagang dan pengemasan yang baik ini sangat diperlukan guna meningkatkan daya jual gula bali Pedawa. Namun, sebelum itu, peningkatan produksi akan dilakukan. Dengan mengajak masyarakat sekitar untuk melakukan pembibitan dan penanaman pohon jaka (aren) melalui Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. Selanjutnya, dilakukan penanaman di beberapa tempat di Desa Pedawa sendiri. “Karena dulu perkebunan jaka (aren) di Desa Pedawa sudah dialih fungsikan menjadi kebun cengkeh,” jelasnya.
Selain memiliki keunggulan dan kualitas terbaik di Buleleng, gula Bali Pedawa masuk dalam kategori The Spirit Of Sobean Buleleng. Oleh sebab itu dirinya juga mengintruksikan Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disdagprinkop UKM) Kabupaten Buleleng untuk mengkoordinir usaha pemasaran. Salah satunya dengan merapatkan para pengrajin gula Bali Pedawa. Baik dalam penyiapan merk dagang, cara pengemasannya hingga pengelolaan melalui BUMDes Desa Pedawa. Serta pemasarannya sehingga harga jual gula Bali Pedawa bisa lebih ditingkatkan lagi. “Misalkan sekarang harganya Rp35.000 per kilogram. Kalau dijual di Jakarta dengan kualitas gula Pedawa yang sudah dikemas dengan baik bisa mencapai Rp45.000 per kilogramnya,” ucap Agus Suradnyana.
Sementara itu, Ketua Komunitas Aren Desa Pedawa dan Kelompok Tani Getah Uyung Ketut Sudi Harta mengatakan, untuk saat ini keberadaan pohon aren di areal Desa Pedawa hanya tinggal sepuluh persen. Dengan adanya alih fungsi lahan yang menyebabkan berkurangnya pohon Aren di Desa Pedawa tentunya sangat mempengaruhi produksi gula aren di desa tersebut. Ddengan demikian, melalui dukungan dari Pemkab Buleleng bersama masyarakat setempat akan menggarap kembali lahan yang masih tersisa. Mulai dari pembibitan, penanaman hingga produksi gula Bali Pedawa. Sedangkan, untuk pemasaran gula Bali Pedawa sendiri tidak hanya dipasarkan di wilayah Bali semata namun sudah dipasarkan di seluruh Indonesia. “Kami yakin, kalau ini dikelola dengan baik seperti kita menanam Cengkeh, hasilnya juga tidak akan kalah,” katanya.
Lebih lanjut, dirinya menambahkah, untuk pohon Aren sendiri dari pembibitan hingga siap diproduksi menjadi gula aren memang memakan waktu yang cukup lama. Melihat kondisi di lapangan bahwa saat ini pohon aren sudah diambang kepunahan. Dengan demikian pihaknya berharap kepada Pemkab Buleleng melalui dinas terkait agar bisa mengatasi hal tersebut. Sehingga, kedepannya pohon aren yang merupakan bahan dasar gula Bali Pedawa ini bisa teratasi kekurangannya. “Di hulu, melalui pembibitan mungkin kita disokong. Di hilir kelemahan kita di pengemasan, semoga bisa dibantu baik dari peralatan dan sebagainya,” tutup Sudi Harta. (smd)