8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Tujuh Unit Rumah Siap Diserahkan Ke Warga

Admin prokomsetda | 01 Mei 2015 | 690 kali

Juni, Penataan Tamblingan Tuntas
 
TIM PEMBERITAAN HUMAS BULELENG---Penataan Taman Wisata Alam (TWA) Tamblingan, dijanjikan tuntas paling lambat pada bulan Juni mendatang. Selanjutnya TWA Tamblingan yang terdiri atas Danau Buyan dan Danau Tamblingan, siap dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara dan siap digunakan sebagai lokasi Twin Lake Festival Bulan Juni mendatang
Jumat (1/5) pagi,walau hari libur tidak menyurutkan ribuan warga yang terdiri atas Pegawai Pemkab Buleleng, Mahasiswa, siswa sekolah di sekitar Danau Tamblingan, krama Catur Desa Adat Dalem Tamblingan, serta LSM Lingkungan melakukan aksi bersih missal di kawasan Danau Tamblingan. Aksi bersih itu kelanjutan dari eksekusi pemukiman yang dilakukan Catur Desa Adat Dalem Tamblingan, pekan lalu.
Tak hanya melakukan aksi bersih massal, juga dilakukan aksi penebaran benih ikan dan penanaman pohon cemara.  Total ada 20 pasang indukan ikan nila dan tawas, 10.000 ekor bibit benih ikan, serta 2.000 bibit pohon cemara yang ditanam disana dan 4 unit dumb truck disiapkan guna mengangkut sampah dan sisa puing bangunan.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST yang memimpin langsung bersih massal berharap, TWA Tamblingan kembali menjadi daerah resapan air, seperti fungsi awalnya dan terjaga keasriannya.
Bupati Agus Suradnyana mengatakan, pemerintah tengah bekerja keras melakukan pembersihan dan penataan kawasan. Sehingga kesucian tetap terjaga, dan ada aktivitas pariwisata yang bisa memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat setempat dengan  tetap menjaga kebersihan lingkungan.
Khusus untuk kawasan pemukiman warga yang tergusur dalam eksekusi, Bupati Agus telah menyiapkan lahan pribadi seluas 15 are. Sementara untuk pengadaan rumah bagi tujuh warga yang tidak memiliki tempat tinggal, telah siap diberikan oleh BPD Bali dan Perbarindo Bali melalui mekanisme CSR. Ia meminta agar warga bersabar menunggu pendataan selesai, agar tak ada pihak-pihak yang dirugikan dan proses  berjalan dengan lancar.
Sementara untuk penataan kawasan, mantan Ketua Komisi III DPRD Bali itu meminta agar tak ada lagi bangunan dari beton yang berdiri. “Hanya bangunan atau bale bengong dari kayu saja. Tapi bagian bawahnya tidak boleh dibeton. Nanti juga kami siapkan satu balai serbaguna untuk mendukung keberadaan Pura Gubug di tepi Danau Tamblingan ini,” tandasnya.
Sementara itu, Kelian Desa Pakraman Munduk, Jro Putu Ardana mengatakan, pihaknya bersama krama catur desa, berusaha keras melakukan pembersihan pemukiman dan penataan kawasan. Sehingga Danau Tamblingan kembali ke fungsi awalnya sebagai kawasan spiritual dan daerah resapan air.
Jika nantinya ada pariwisata yang muncul, Ardana menganggap hal itu hanya dampak yang muncul dari penataan kawasan. “Itu kami anggap sebagai bonus. Karena dresta ratusan tahun yang kami yakini secara turun temurun, Tamblingan ini kawasan suci. Hanya ada menega yang bertugas melakukan jaga wana (menjaga hutan, Red) dan jaga teleng (menjaga danau, Red). Mereka pun tidak boleh bermukim didalam kawasan ini, sekalipun diatas pelaba pura,” tegas Ardana.
Ardana mengatakan, penataan akan diselesaikan secepat mungkin, sehingga siap pada bulan Juni mendatang. Penataan akan melibatkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Disbudpar Buleleng, Distannak Buleleng, Dishutbun Buleleng, Diskanla Buleleng, DKP Buleleng, serta BLH Buleleng.