Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG memastikan stok Vaksin Anti Rabies (VAR) di Kabupaten Buleleng masih aman. Kepastian itu disampaikannya menanggapi banyaknya pertanyaan warga terkait ketersediaan VAR di Buleleng di tengah semakin merebaknya kasus penularan Rabies.
Dikonfirmasi di ruang kerjanya, Kamis (28/2), Sutjidra menegasakan bahwa sampai saat ini stok VAR tidak ada masalah. Dia bahkan telah memastikan ketersediaan VAR tersebut ke Dinas Kesehatan.
“Saya sampaikan bahwa persediaan VAR tadi sudah saya cek, mencukupi. Masyarakat yang mempunyai resiko gigitan itu yang kita berikan VAR, masih mencukupi dan masih aman stok-nya,” ungkapnya.
Adanya keluhan di masyarakat terkait sulitnya memperoleh VAR, Sutjidra meminta masyarakat yang dipersulit itu agar menyampaikan langsung kepadanya. Hal itu untuk memberikan jaminan keselamatan bagi masyarakat yang yang sudah terlanjur terkenan gigitan hewan yang terjangkit virus Rabies tersebut.
Adanya keluhan dimaksud tidak terlepas dari belum terdistribusinya VAR tersebut ke masing-masing Puskemas. Untuk itu, Sutjidra menyatakan telah menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan agara segera melakukan pendistribusian VAR ke setiap kecamatan, terutama di kecamatan yang di wilayahnya terdapat kasus-kasus Rabies. Masing-masing Puskesmas akan diberikan sedikitnya sepuluh ampul VAR. Dirinya mengakui bahwa distribusi VAR ini sangat selektif, diutamakan ke wilayah yang memang menjadi zona merah Rabies.
“Jadi dimana daerah beresiko, masyarakat (yang tertular) yang memang mebutuhkan dan harus mendapatkan VAR itu kami wajib berikan,” tegasnya.
Guna menekan angka kasus Rabies, Wabup asal Desa Bontihing ini meminta kerja sama seluruh pihak untuk bersama-sama mengantisipasi semakin tingginya angka penularan Rabies kepada manusia di Buleleng. Dia juga akan terus mendorong Desa Pakraman di seluruh Buleleng melalui Majelis Madya dan Majelis Alit Desa Pakraman, untuk membuat perarem tentang pemeliharaan Anjing atau hewan lain yang beresiko terjangkita Virus Rabies. Sutjidra mencontohkan di beberapa desa sudah ada perarem semacam itu, misalnya di Bengkala.
“Kami akan melaksanakan vaksinasi massal untuk rabies mulai tanggal 11 maret 2019. Jadi kami menghimbau kepada masyarakat agar mengikat dan mengandangi anjingnya, jangan dilepasliarkan. Kalau dilepasliarkan itu nanti beresiko lagi terhadap penyebaran Rabies,“ pungkasnya.
Sedangkan untuk eleminasi terhadap anjing-anjing liar, Wabup Sutjidra memastikan hal itu untuk anjing-anjing yang memang tidak bertuan dan hidup liar terutama di kawasan pinggiran desa/kelurahan. Karena menurutnya, keberadaan anjing-anjing liar tersebut paling berisiko terjangkit Virus Rabies dan paling berpeluang menularkannya kepada manusia.
“Pada zona merah kami akan intensifkan sekali, baik itu vaksinasinya maupun pemberian VAR bagi masyarakat yang terkena gigitan,” tutupnya. (smd)